Kenikmatan Misteri, Seni Dan Sejarah: Aku Bertanya...

By Ahmad Alfarid - September 07, 2024

Dokumentasi pribadi: Waruga Sawangan


Beberapa waktu yang lalu, aku dan beberapa kawan mengunjungi sebuah makam purba, Waruga yang terletak di Desa Sawangan, Kec. Airmadidi, Minahasa Utara.
 
    Makan tersebut terbuat dari batu yang dipahat berbentuk kotak lalu dilubangi. Sementara tutupnya dibuat menyerupai bubungan hingga ketika dipasangkan akan membentuk miniatur sederhana sebuah rumah. Di dalam lubang batu itulah sosok mayat akan diletakan dengan posisi duduk sembari memeluk lututnya. Berdasarkan penjelasan dari ibu yang memandu kami (kalau tidak salah namanya ibu Erni Kalalo), posisi mayat dalam waruga itu dibuat menyerupai posisi manusia selama berada di dalam kandungan. Dalam kepercayaan mereka, hal itu bermakna filosofi, sebagai representasi dari kembalinya manusia kepada sang pencipta.

    Masih dari penjelasan ibu Erni, waruga adalah lambang tanggung jawab seorang kepala keluarga. Ketika seorang anak lahir di dalam suatu keluarga, kepala keluarga akan membuat waruga untuk anggota keluarga baru itu. Hal itu sekaligus sebagai bentuk pengakuan dan penerimaan sang anak dalam keluarganya. 

    Ketika tanganku meraba ukiran batu pada waruga itu, aku bertanya entah pada siapa, "Ketika memahat batu yang keras ini dan mengubahnya dari bentuk tidak beraturan hingga menjadi kotak dengan ukiran yang unik nan filosofis, apakah pernah terlintas dalam pikiran sang kepala keluarga bahwa batu yang dipenuhi tetesan keringat dan sentuhan tangannya itu akan menjadi perhatian dari para seniman, ilmuwan, pelajar dan mahasiswa, sejarawan, turis mancanegara dan pelancong-pelancong dari berbagai penjuru nusantara beribu-ribu tahun kemudian?"

"Apakah salah satu dari mereka pernah berpikir bahwa batu yang menjadi simbol kegagahan mereka akan menjadi salah satu sumber pendapatan sebuah negara besar bernama Indonesia?"

    Pertanyaan dengan subtansi yang sama selalu aku pertanyakan pada setiap benda yang aku lihat, pegang, rasakan dan nikmati dimana-mana.

    Aku bertanya, sekali lagi entah pada siapa, apakah Mpu Gandring pernah berpikir bahwa keris yang ia buat akan membunuh dirinya sendiri beserta enam petinggi kerajaan Singosari. Bahkan aku bertanya, apakah salah satu dari jutaan bijih besi yang ditempa menjadi keris itu pernah tahu bahwa ia akan dijadikan keris untuk membunuh.

    Apakah apakah pembuat pedang Zulfikar pernah tahu bahwa pedangnya akan digunakan oleh seorang manusia termulia bernama Nabi Muhammad lalu diwariskan pada seorang bernama Ali.

    Aku bertanya, ketika Raden Soekemi jatuh cinta pertama kalinya pada Ida Ayu Nyoman Rai apakah dia tahu bahwa dari pernikahan merekalah kelak akan lahir seorang bernama Sukarno, proklamator yang menjadi tonggak kemerdekaan negara yang dijajah selama ratusan tahun ini?

    Ketika mengedan saat melahirkan Adolf Hitler, ibunya pernah berpikir bahwa putranya itu akan menjadi pemimpin paling dicintai rakyat Jerman dan tokoh utama yang memulai perang dunia kedua?

    Ketika mencampur warna, menghaluskan kuas, memilih kanvas, apakah Da Vinci pernah berpikir bahwa hasil lukisan yang dinamainya "Mona Lisa" itu akan menjadi lukisan termahal sekaligus lukisan paling misterius seantero dunia?

(Mona Lisa karya Leonardo da Vinci)



    Apakah partikel-partikel air di laut merah pernah tahu sebelumnya bahwa mereka nantinya akan menjadi penyebab matinya Fir'aun? seorang raja paling kejam dan angkuh dalam sejarah.

    Seorang tukang bangunan ketika sedang mencampur semen untuk membangun sebuah hotel, apakah pernah menduga ruangan yang dibangunnya suatu saat akan ditiduri oleh seorang negarawan, tokoh politik, presiden, koruptor atau menjadi saksi bisu perselingkuhan dua manusia yang kehilangan moral?

    Aku bertanya, siapa saja orang yang telah mencicipi ribuan butir kopi yang ku petik di kebun ku, ku giling, ku cuci, ku jemur lalu ku pisahkan dari kotoran? Barangkali, butiran-butiran kopi itu sudah diseduh oleh seorang barista profesional kelas dunia. Bisa saja biji kopi itu sudah pernah singgah dalam gelas seorang profesor ketika memikirkan risetnya. Mungkin juga salah satu dari biji kopi itu sudah pernah di sesap oleh seorang penderita asam lambung lalu masuk rumah sakit, entahlah.

    Bahkan ketika aku membuat tulisan ini, aku bertanya apakah penemu komputer, pembuat tablet, pembuat keyboard, pembuat kursi, meja, gelas, pengemas air kemasan, pembuat kunci motor, pembuat susu, pemetik kopi, pemetik daun tembakau, pembuat rokok, pembuat kertas, pembuat baju, celana, topi dan jam tangan mereka semua pernah menyangka bahwa hasil kerja mereka akan bersatu di sebuah warung kopi bernama Goodspeed di kota di Bagian Utara pulau Sulawesi bernama Bitung dan dimanfaatkan oleh seoang perantau bernama Ahmad Alfarid untuk menulis tentang mereka semua?

    Pertanyaan-pertanyaan itu selalu saja memenuhi kepalaku tanpa permisi. Aku tidak mengerti pada siapa aku harus bertanya. Tetapi pertanyaan tanpa jawaban itulah yang membawaku pada sebuah kesimpulan sederhana, itulah keunikan. Nilai yang tidak terpisahkan dan berbeda-beda pada setiap benda. Lebih jauh, aku memahami begitulah takdir bekerja. Tidak ada yang pernah bisa menebak untuk apa, jadi apa, dan bagaimana ia di masa depan, entah mahluk hidup atau benda mati, mereka terjebak dalam ketidakpastian dan ketidaktahuan bernama takdir. Yang tahu semuanya hanyalah pembuat takdir dan pengetahuan itu sendiri, dalam terminologi teologi barangkali Dia-lah yang disebut tuhan.

    Berkat pertanyaan yang muncul dalam kepalaku itu, aku berhenti mempertanyakan kenapa orang-orang tertentu memiliki ketertarikan pada suatu benda tertentu. Aku tak lagi bertanya untuk apa kolektor barang antik rela mengeluarkan uang ratusan miliaran hanya untuk sebuah guci keramik yang berusia lebih dari seribu tahun?

    Di paragraf terakhir ini, aku memandangi gelas kaca yang ku gunakan minum kopi dan bertanya kira-kira besok malam, lusa, tulat, tubin dan seterusnya siapa yang akan menggunakan gelas ini? Apakah dia akan tahu bahwa aku mencoba menebak mereka beberapa malam sebelumnya? Aku juga tidak tahu siapa saja yang akan menemukan dan membaca tulisan ini, hanya satu yang bisa ku pastikan, inisial nama mereka adalah dari A sampai Z. Bahkan barangkali inisial nama mereka bukan antara A sampai Z, siapa yang bisa menyangkal kemungkinan di masa depan akan ada huruf baru? Jika iya, apakah orang yang menemukan huruf baru atau pengguna huruf baru itu dalam namanya tahu aku pernah berpikir tentang mereka? Semuanya hanyalah misteri di masa kini, namun di masa depan hal ini akan menjadi sejarah.

Warkop Goodspeed, Bitung, 8 September 2024
Selamat membaca
Salam cinta, salam literasi
Ahmad Alfarid

  • Share:

You Might Also Like

0 comments