![]() |
Sampul Buku Negara Kelima karya E.S Ito |
Salah satu penulis dan buku terbaik Indonesia yang underrated menurut saya adalah Eddri Sumitra Ito, atau E.S. Ito da karya-karyanya. Salah satunya adalah Negara Kelima.
Buku novel ini bergenre sejarah fiksi dan thriller.
Kekecewaan terhadap negara Republik Indonesia yang dinilai sudah melenceng dari cita-cita para pendiri bangsa ini membuat sekelompok pemuda yang menamakan diri mereka sebagai "Kelompok Patriotik" yang oleh aparat kepolisian mereka menyebutnya Kelompok Patriot Radikal atau "KePaRad" melakukan serangkaian teror, pembajakan, hingga pembunuhan.
Kelompok Patriotik ini adalah sekumpulan pemuda yang percaya bahwa Negara Atlantis adalah bentuk negara yang ideal dan mereka meyakini kebenaran sejarah soal keberadaannya, terlebih mereka percaya bahwa negara Atlantis yang hilang puluhan ribu tahun yang lalu itu terletak di Indonesia.
Sedikit tentang Negara Atlantis. Kisah tentang negara Atlantis terdapat dalam buku Timeus dan Critias karya Plato. Buku ini berisi percakapan antara Plato dengan beberapa temannya, salah satunya adalah Solon. Dari Solon inilah Plato mendengar cerita tentang sebuah negara yang memiliki peradaban yang maju. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat melampaui zamannya, tata kenegaraan dikelola dengan baik, hukum adil ditegakkan. Tetapi negara itu tenggelam dalam sebuah bencana besar.
Bercermin dari idealnya negara Atlantis itulah KePaRad ini menuntut agar Negara Republik Indonesia dibubarkan dan mendirikan Negara Kelima. Kenapa Negara Kelima?
Menurut keyakinan mereka, sehubungan dengan keberadaan Negara Atlantis di Indonesia, Negara Atlantis adalah negara pertama, Negara Kedua adalah Sriwijaya, Negara Ketiga Majapahit, Negara Keempat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Untuk alasan keempat negara tersebut mereka jadikan patokan silahkan baca sendiri bukunya (saya berusaha sebisa mungkin untuk tidak spoiler).
Teror yang dilakukan oleh KePaRad menjadi perhatian utama kepolisian. Namun dalam upaya pemberantasannya justru diperkeruh oleh bobroknya internal kepolisian itu sendiri. Korupsi, rebutan jabatan, suap, sogok dan berbagai kebobrokan lainnya seakan sudah menjadi hal lumrah dalam instansi ini.
Salah satu tokoh, seorang polisi yang masih "bersih" (Sosok polisi yang sangat langka saat ini) berusaha untuk memecahkan kasus pembunuhan malah dituduh sebagai pelaku. Ia kemudian menjadi buronan instansinya sendiri.
Dalam pelariannya, ia terus berusaha memecahkan kasus sekaligus membersihkan namanya. Dalam upayanya, ia dibantu oleh salah seorang rekannya bernama Genta dan seorang seorang dosen sejarah bernama Eva Duani yang cukup paham tentang sejarah negara Atlantis.
Perjuangan mereka seperti merapikan benang yang kusut, mengaitkan sejarah Atlantis dengan negara Indonesia dengan bermodal mantra atau teka-teki yang menjadi panduan para KePaRad adalah hal yang rumit. Keberadaan Eva Duani sangat membantu berkat pengetahuannya tentang sejarah Negara Atlantis, teka-teki tersebut perlahan bisa dipecahkan satu persatu hingga mengantarkan mereka ke suatu titik yang oleh KePaRad diyakini sebagai pusat kota Atlantis yaitu puncak Gunung Krakatau.
Di puncak gunung Krakatau inilah KePaRad akan meletakan sebuanh piramid bernama Orichalcum sebagai bentuk deklarasi negara Kelima. Orichalcum dalam buku ini diceritakan sebagai satu-satunya bukti otentik sejarah Negara Atlantis. Karena ke otentikannya itulah Orichalcum ini menjadi buruan berharga para kolektor.
Pada akhir novel kita akan disajikan dengan plot twist yang menjadi poin buku ini.
Buku ini bagi saya sangat bagus untuk dibaca terutama bagi kalian yang suka dengan genre buku teka-teki trhiller seperti buku-buku karya Agatha Christie dan dan menegangkan seperti buku-buku karya Dan Brown. Karena buku inilah ia dijuluki E.S Ito sebagai Dan Brown dari Indonesia.
Caranya meramu premis dan teka-teki serta penyelesaian masalahnya sangat identik dengan cara-cara Dan Brown meramu premis dalam buku-bukunya.
Menurut saya buku ini mirip dengan buku The Da Vinci Code karya Dan Brown dari segi penceritaan, dramatisasi, perumusan premis hingga solving. Barangkali penulis terinspirasi dari novel The Da Vinci Code yang terbit pada tahun 2003 dan terjemahannya masuk ke Indonesia pada tahun yang sama. Dua tahun kemudian novel Negara Kelima terbit.
Sajian fakta yang digabungkan dengan fiksi juga pantas diacungi jempol. Kemahiran ES Ito dalam mengaitkan satu peristiwa sejarah dengan sejarah yang lainnya membuat batas antara fiksi dan fakta seakan menjadi kabur.
Selama membaca buku ini, bolak-balik saya searcing di google untuk memvalidasi kebenaran sejarah yang diungkap dalam buku ini.
Satu hal yang sangat menarik bagi saya adalah kejeniusan penulis menghubungkan antara tokoh seperti Plato, Aristoteles dan Alexander The Great yang dalam buku ini disebut Sultan Iskandar Dzulkarnaen.
Konon, Plato menceritakan tentang Negara Atlantis pada muridnya, Aristoteles yang kemudian menurun ke Alexander The Great. Alexander The Great sangat berambisi menemukan negara yang hilang itu lalu melakukan perjalanan yang kemudian diteruskan oleh salah satu anaknya hingga tiba di Minangkabau.
Rangkaian perjalanan Alexander The Great itu kemudian dirangkaikan dengan asal usul daerah Minangkabau sehingga dari cerita ini kita menyimpulkan bahwa orang-orang Minangkabau adalah keturunan Alexander The Great.
Entah kenapa buku ini tidak terlalu populer, saya tidak pernah menemukan fisiknya, jangankan di Gramedia, di pasar buku lama dan toko-toko buku underrated lainnya juga tidak pernah. Salah satu alasan utama saya mengatakan buku ini kurang populer adalah diantara sekian banyak kawan saya yang pecinta buku juga tidak pernah tahu soal buku ini maupun penulisnya.
Bahkan seorang kawan dari fakultas Sastra yang juga memiliki perpustakaan pribadi dan toko buku juga tidak pernah mendengar soal buku ini beserta penulisnya. Padahal dia sudah malang melintang di dunia perbukuan berbagai genre dari berbagai negara, ia sendiri sudah berkali-kali menerbitkan buku.
Saya mendapatkan buku ini ketika sedang berdiskusi dengan seorang alumni dari kampus yang angkatannya sepuluh tahun lebih lekas daripada saya. Asumsi saya, kepopuleran buku ini termakan oleh zaman. Kelebihan yang saya sematkan pada buku ini tidak cukup kuat menolong untuk tetap eksis melawan buku-buku lain dengan platform yang lebih efisien setelahnya.
Buku ini juga tak kalah bagus dengan buku yang ditulis oleh ES Ito dua tahun setelahnya, Rahasia Meede. ES Ito cukup lama vakum dari dunia kepenulisan, setelah buku Negara Kelima ini terbit cukup lama ia menghilang hingga muncul dengan buku baru pada tahun 2021 dengan judul Komsi Komsa.
Selamat Membaca, Salam Literasi
Ahmad Alfarid, Manado 17 Juni 2024
0 comments