![]() |
Pinterest: edit |
"Ini aku, dirimu di masa depan, masa yang tak diharapkan. Ku kirimkan surat ini agar kau mencintai dirimu dan bumi.
Bagaimana kabarmu? Kuharap kau masih rajin mendaki gunung, kegiatan konyol itu rupanya cukup membantuku bertahan saat ini. Aku juga berharap kau tidak merokok sambil membaca surat ini, aku tersiksa sekarang, paru-paruku bermasalah. Meski tidak ke dokter, aku tau ini karena rokok.
Bagaimana keadaan hutan di belakang rumah? Aku harap masih rimbun dan hijau. Tolong jangan pernah merusaknya. Sekarang udara pengap dan suhu bumi semakin memanas. Kata para ahli, ini karena tidak ada lagi hutan.
Sekarang kami kekurangan air bersih, bahkan untuk sekadar minum. Jika dulu dokter menganjurkan minum delapan gelas perhari, kini kami hanya diperbolehkan minum setengah gelas saja. Itu peraturan resmi dari pemerintah. Air sangat langka. Mata air dijaga ketat oleh aparat bersenjata lengkap, lebih berharga dari pada emas permata.
Tolong, sampaikan ini pada orang-orang terutama para orang kaya dan pejabat, jangan pernah meremehkan petani. Seandainya kau melihat zaman ini, mungkin aku akan menangis. Tubuh kurus kering kekurangan air dan gizi karena setiap harinya kami hanya menyantap makanan sintetik, sebab tidak ada lagi orang yang bertani. Selain karena semua lahan sudah ditumbuhi gedung-gedung, juga karena tidak ada lagi orang yang tahu caranya bertani. Memang, banyak orang bergelar profesor pertanian, tetapi gelar hanyalah gelar, bertani selamanya akan tetap dianggap kuno. Mereka lebih suka berkhayal teori di dalam gedung-gedung. Hanya satu yang bertahan hinga kini, ego dan arogansi orang kaya dan pejabat tetap sama, berpikir bahwa mereka bisa hidup nyaman tanpa petani.
Tak ada lagi nelayan, ikan-ikan sudah punah, mereka tidak mampu beradaptasi dengan air laut yang dipenuhi limbah minyak dan bahan kimia lainnya.
Beberapa minggu terakhir, santer dibabarkan di berbagai saluran TV dan internet, katanya bongkahan terkahir es di Antartika sudah mencair, sementara es di kutub utara sudah lama habis. Barangkali kau kaget mengetahui ini, benua Antartika mencair? sangat tidak masuk akal bukan?, tapi inilah faktanya saat ini. Akibatnya bisa kau tebak sendiri, kota-kota tenggelam, warga berebut tempat tinggal di dataran tinggi. Gunung Everest di pegunungan Himalaya yang dulu kau idam-idamkan untuk didaki kini sudah berubah menjadi pemukiman. Tak perlu lagi kau bayangkan kesana dengan jaket tebal seharga puluhan juta, berdiri di puncaknya saja kau akan bercucuran keringat sekarang.
Bumi rusak parah, tak ada sebatang pohon pun yang terlihat. Sejauh mata memandang, yang tampak hanyalah cerobong pabrik yang menyemburkan asap hitam. Aku bercerita pada anak-anak kecil soal embun pagi yang segar, hutan dengan pohon-pohon yang hijau membentang luas, mandi dengan air bersih di sungai sepuasnya, makan ikan segar dari laut tapi mereka tidak percaya. Ku perlihatkan fotoku saat mendaki gunung di tengah hutan, mereka bilang itu adalah editan kecerdasan buatan. Tak ku paksakan mereka untuk percaya, apa yang diharapakan dari mereka yang sehari-harinya hanya melihat gedung batu dan cerobong asap pabrik? Lagipula, Aku sendiri juga kadang berpikir apakah yang aku ceritakan ini benar-benar pernah sebaik itu di masa lalu? Semasa kecil aku juga menyebut cerita Tangkuban perahu, Atlantis, candi Roro Jonggrang dan cerita-lainnya sebagai dongeng.
Ku gunakan sisa-sisa keahlianku menuliskan semua keindahan alam di masa lalu dan ku jual di internet membuatku aku dikenal sebagai penulis fiksi dan pendongeng handal. Tulisan itu laku keras, aku jadi jutawan karena itu, uangku bertumpuk dan tersebar di berbagai bank, tapi aku tidak bisa membeli beras, sayur, ikan dan air.
Jika aku tahu akan hidup di zaman se mengerikan ini, aku tak akan berdoa diberi umur panjang, atau pilihan keduanya aku akan menanam pohon sebanyak-banyaknya, menjadi orang pertama yang menentang kebijakan tiran yang merusak hutan.
Sampaikan ini pada siapa saja, terutama dirimu sendiri. Tolong jaga hutan dan laut, cintai bumi. Tanamlah pohon sebisanya, kurangi penggunaan plastik. Rawat alam semampu mu, sebab alam bukanlah warisan dari nenek moyang, tapi pinjaman dari anak cucu.
Salam lestari,
Dari aku, dirimu yang hidup di zaman distopia".
(Terinspirasi setelah membaca novel Dunia Anna. Pernah diterbitkan di 30 hari bercerita via instagram tahun 2019)
Ditulis ulang di Goodspeed Coffe
22 Februari 2025.